Minggu, 26 Januari 2014

Inspiring Change - Di Manakah Kami Harus Menyusui?



*tulisan ini sebagai bagaian support untuk AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia), khususnya AIMI Sul-Sel*

 International Women's Day 2014 Theme: INSPIRING CHANGE


"Women's equality has made positive gains but the world is still unequal. International Women's Day celebrates the social, political and economic achievements of women while focusing world attention on areas requiring further action."


Waktu telah melaju jauh, dunia telah memperingati Hari Perempuan International sejak tahun 1911. Setiap tahun perayaan tema diusung berganti-ganti, tentunya untuk merespon kebutuhan perempuan secara global.  
Tahun ini PBB, melalui UN Women merilis tema "Equality for Women is Progress for All".
Saya sepakat, inilah tuntutan perempuan saat ini. Seperti paragraph pembuka di atas, bahwa kesetaraan perempuan memang telah berdampak positif pada banyak situasi, hanya saja dunia ini belum sepenuhnya SETARA. Tidak percaya ?. Entah pembaca yang budiman laki-laki atau perempuan, maka mari kita melihat fakta - fakta kecil  nan sederhanan di lingkaran kehidupan kita sehari-hari. Selebihnya, anda boleh berkesimpulan sendiri.

“Equality for women is progress for all”.
“Equality for women is progress for all”.

“Equality for women is progress for all”.

Dunia boleh bergembira, namun perempuan Indonesia tak sepenuhnya larut dalam eforia perayaan hak hak keseteraan gender. Dunia boleh saja melesat cepat dengan slogan pembangunan dan modernitas yang semakin tumbuh di mana-mana, namun hak – hak perempuan dan kebutuhan perempuan dalam pembangunan belum sepenuhnya mewujud. Yah, dunia memang boleh semakin kompleks, hanya saja hak perempuan dalam kompleksitas pembangunan sepertinya diabaikan oleh  penyelenggara pembangunan, baik negara maupun pihak swasta. Dan parahnya, lelaki lelaki di sekeliling kita, entah itu suami, dosen, insinyur, arsitektur, hingga kepala daerah banyak yang diam-diam saja, seolah tak terjadi apa-apa.

Yang paling menyedihkan, bahwa pemenuhan hak perempuan dalam pembangunan selalu disinggungkan dengan tautan politik, kuota 30 % atau jabatan publik. Apalagi di tahun politik ini, fokus media dan banyak diskusi warung kopi hanya pada kuantitas dan mungkin juga kualitas caleg pemenuhan untuk partai politik. Apakah mereka lupa, bahwa tak semua perempuan terjun berpolitik sebagai caleg, sehingga perempuan terlupakan ini bahakan tak pernah didiskusikan kebutuhan-kebutuhannya. Padahal, kami perempuan biasa yang tidak berpolitik dan bukan pejabat publik juga punya hak kesetaraan gender. Kami perempuan biasa non karir politik juga menuntut hak keadilan gender. Sama seperti caleg-caleg perempuan itu.

Sederhana sekali, kami butuh penyelenggara pembangunan melayani hak reproduksi kami sepenuhnya, tanpa pengecualian dan setengah hati. Kami butuh bukan saja mall atau jejeran tempat belanja, namun kami butuh mall mall yang ada itu menyediakan Ruang  Ibu dan Bayi , semacam ruangan untuk mengganti popok bayi, menyusi, aatau melepas penat setelah menggendong bayi seharian berbelanja kebutuhan rumah tangga.

Sering sekali, kami kaum perempuan yang jumlahnya  mayoritas di Indonesia, harus rela menggadaikan payudara menjadi tontonan umum karena kami harus menyusi.  Hal itu sungguh merepotkan dan memalukan , karena tak jarang kami harus tarik menarik kain tutupan payudara dengan bayi sendiri. Ironis sekali, karena teori memberi ASI di semua penjuru dunia dan literatur berbunyi bawa kondisi psikologis ibu saat menyusui bayi sangat berpengaruh dalam perkembangan emosional, intelektualitas, bahkan kesehatan bayi. Bagaimana bisa memberi ASI yang baik di tengah rasa kikuk dan tergesa-gesa serta udara yang tercampur asap rokok seperti kebanyakan ruang [ublik di sekitar kita?.

Rasanya sulit sekali di Indonesia ini, termasuk kota besar untuk  menemukan fasilitas publik yang dikelola negara yang memiliki Ruang Ibu dan Bayi. Sejauh pengamatan saya, hanya ada satu tempat di pusat permainan terbesar di Makassar yang menyediakan. Namun, di ruang publik dan fasilitas umum hampir tidak ada. Lihat saja di Bandara Internasional Hasanuddin dan Pelabuhan Sukarno Hatta, jikapun ada maka ruangan ini kecil dan terpencil, dalam artian berada pada satu pojokan yang sulit ditemukan secara cepat. Padahal, Melalui amanat Inpres No 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional, pemerintah Indonesia telah menempatkan isu Gender sebagai isu strategis dalam penyelenggaraan negara, termasuk pembangunan.  


Apresiasi pemerintah ini tentulah terkait dengan besarnya gelombang wacana dunia tentang keadilan gender untuk segera diaplikasikan di negara berkembang. Tak bisa dipungkiri bahwa perempuan kini boleh bernafas lega. Negara telah memberikan banyak fasilitas non fisik buat perempuan, baik dalam jaminan kesehatan khususnya persalinan juga bantuan kredit usaha kecil yang bisa diakses perempuan dengan usaha rumahan.

Negara memang telah mengambil banyak langkah maju, tapi sekaligus tertinggal banyak dengan negara lain di kawasan Asia. Jadi betul sekali, jika Indoneksia itu adalah negara yang sangat paradoksal, di satu sisi sangat maju dari sisi gaya hidup, di sisi lain sangat tertinggal dari syarat kualitas gaya hidup yang sehat. 

Jika anda pernah berkunjung ke China, tepatnya di Beijing, maka anda akan kaget serupa halnya dengan saya, karena di sana, pengelola bandara telah menyediakan Ruang Ibu dan Bayi yang sagat lapang dan mudah anda di temui didekat counter check-in. Ruangan ini sangat membantu mereka yang  mereka yang melakukan perjalanan bersama bayi (travel with baby), anak, dan lanjut usia (lansia).
Saya tak perlu pula menuturkan lebih jauh, bahwa tetangga kita yang paling dekat, Singapura, di Changi International Airport , Nursing room mereka bahkan terkesan sangat nyaman dan bersih. Pernah suatu waktu, saya melakukan jalan-jalan di bandara ini hanya untuk mengintip ruang Ibu dan Anak mereka. 

Di Changi airport, Ruang Ibu dan bayi (BabyCare Room) tersedia di 3 Terminal dengan jumlah lebih dari 10 ruangan. Sebagai tambahan, Changi juga menyediakan Taman Kupu-Kupu - Butterfly Botanical Garden- di dalam airport bagi mereka yang melakukan perjalanan bersama anak-anak. Dalam obrolan singkat saya dengan petugas bandara, mereka mengatakan semua fasilitas ini ada karena mereka mengerti betapa melelahkan bagi seorang ibu atau ayah yang melakukan perjalanan dengan anak dan bayi mereka. Stress bukan saja bisa dialamai oleh orang tua bhakan juga oleh anak dan bayi, karena itu kami mengerti bahwa kami di sini ada untuk melayani anda semuanya.
Butterfly Garden di Terminal 3 Changi Airport, Singapura. Foto dari http://www.changiairport.com/at-changi/leisure-indulgences/nature-trail


Mari berbalik arah lembali pada negeri tercinta ini. Relasi gender yang timpang dalam pembangunan terlihat jelas di fasilitas publik di Indonesia. Adalah sebuah keniscayaan, jika pembangunan  melalaikan relasi yang adil antara porsi perempuan dan laki laki dalam pembangunan, maka efektifitas dan fungsi pembangunan akan terhambat. 
Lalu, mana suara kita? Apa tuntutan kita?. Barangkali,  bait penutup ini bisa menjelaskan suara hati saya sebagai bagaian dari warga negara yang acapkali tergadai hak reproduksinya.


"Pemberdayaan perempuan adalah gelombang yang harus bergerak dari bawah dan berakar pada kebutuhan perempuan sendiri. Jika konteksnya adalah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka variasi kegiatan akan sangat beragam dan itu sebuah hal yang sangat baik, misalnya Pemerintah Provinsi mewajibkan setiap Kabupaten memiliki Rumah sakit Ibu dan Anak, memiliki ruang menyusui  (laktasi) dengan kondisi yang sehat, bersih, nyaman dan layak pada terminal, bandara  atau fasilitas publiknya. Bayangkan saja, banyaknya kemudahan yang akan dialami oleh perempuan khususnya ibu dan bayi. 
Akhir kata, kebijakan – kebijakan sederhana namun konsisten dilaksanakan adalah hal yang bisa mempercepat peningkatan kualitas hidup perempuan.

Bukankah dikatakan bahwa negara akan kuat jika perempuannya kuat. Ingat, di tangan perempuanlah pendidikan karakter anak bangsa dimulai. Barangkali karena itu, sejarah menyebut Indonesia sebagai ibu pertiwi."

*penulis adalah fans garis keras AIMI SULSEL, dan Indonesia tentu saja serta telah pensiun dari Ibu Menyusui setelah 4 tahun ( 2 kali untuk 2 putra) merasakan kesusahan menyususi di banyak tempat.*


2 komentar:

  1. Saya Mrs Junaina, pemberi pinjaman pinjaman pribadi. kami menawarkan pinjaman pada tingkat bunga 2% per tahun dari EUR 100,000,000,00. Yang 500,000,000,00.in ke mata uang Anda membutuhkan pinjaman. Dengan pembiayaan proyek 100% aman dan pinjaman tanpa jaminan yang tersedia. kita dijamin untuk memberikan layanan keuangan kepada banyak klien kami di seluruh dunia. Dengan paket pinjaman, pinjaman dapat diproses dan dana ditransfer ke peminjam sesegera mungkin. kami beroperasi dengan Persyaratan yang jelas dan mudah dimengerti dan menawarkan pinjaman ke salah satu pelanggan kami yang Terapan, perusahaan, korporasi, dan segala jenis organisasi bisnis, individu swasta dan investor Real Estate. hubungi kami di e-mail kami: diamondfinanceinsurancecompany@gmail.com untuk rincian lebih lanjut tentang cara untuk mendapatkan pinjaman Anda ok
    mrs junaina

    BalasHapus
  2. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus