Kita akan
memulainya dari trend bahwa komunikasi media sosial menjadi sesuatu yang sudah
niscaya dan memang patut disyukuri bahwa informasi menjadi sesuatu yang
berlimpah ruah. Bahkan ada banyak yang mengatakan bahwa kecepatan informasi di
era digital melalui media sosial, baik FB maupun Twitter telah melampaui
kecepatan cahaya. Bersamaan dengan itu, kita menjadi manusia yang semakin
sibuk. 24 jam seakan tak pernah cukup dan kalau bisa, kita ingin meminta lebih.
Kloplah sudah, kita yang sibuk, waktu terbatas menuntut pula pemenuhan
kebutuhan informasi secara cepat.
Secara
pribadi saya meyakini bahwa dunia komunikasi membutuhkan "personal
touch" atau sentuhan sentuhan pribadi yang akan mengikat audiens secara
emosional sehingga ia merasa terlibat dan akan turut berkontribusi. Kekuatan
kata "partisipasi" yang dulu terasa jauh , kini dengan kehadiran
internet dan khususnya media sosial menjadi sesuatu yang dekat, malah telah
menjadi rutinitas. Kita semua yg aktif di medsos, telah menjadi
partisipan-partisipan aktif dalam lalu lalang informasi itu
Dengan
internet, sepertinya setiap orang dengan gampang akan mengetahui segala
sesuatu,hanya dengan sekali klik pada Universitas Google, wikipedia, atau
random blogging. Informasi menjadi milik semua orang dalam genggaman, sehingga
banyak sekali suara suara yang akan muncul, bahkan yang paling konyol
sekalipun. Medsos, seperti Facebook menambah kehingar bingaran ini dengan
menyediakan panggung untuk "mengomentari" segala hal di kolom
"what's on your mind?". Paradoks yang muncul adalah ketika kepuasan berkomentar
ini lebih banyak menghayalnya daripada realitas sesungguhnya (makna) maka apa
yang dicapai bukanlah diseminasi informasi yang memberikan pencerahan dan
mengedukasi publik , melainkan kegamangan informasi. Itulah, kenapa kita dengan mudah menemui
ahli-ahli "dadakan" akan banyak hal saat ini. Maksud ahli dadakan
adalah orang-orang yang tidak lahir dari pengujian keahlian tertentu
berdasarkan metodelogi ilmu pengetahuan, tetapi menjadi rujukan yang diterima
begitu saja dalam masyarakat karena faktor -faktor X (hegemoni kelompok,
politik, dll).
Dalam opini
di Kompas tanggal 21 Agustus, terdapat artikel yang membahas tentang sebuah
buku yang menghebohkan Amerika saat ini, The Death of Expertise, karya Tom
Nichols. Artikel oleh Surjani Wonorahrdjo, yang berjudul " Kematian Para Ahli, Benarkah? " akhirnya membuat
saya bisa memahami sedikit pola-pola medsos yang kebanjiran “ahli” dan kemana sebaiknya ia disandarkan.
Ada 3 hal
pokok yag dibahas artikel itu yakni, Jarak Epistimologis, Pentingnya Etika dan
peran Institusi Pendidikan menjawab
tantangan-tantangan ini.Barangkali khususnya ilmu sosial, dimana banyak sekali
kekosongan analisa ilmiah ttg situasi apa yang terjadi yang lalu diisi dengan
produksi hoax yg bermuatan politik, (sarjana komunikasi salah satunya yang
rawan tergeser)
Cukup panjang juga ini yah, tapi saya singkat sedikit aja, nanti bisa didalami di artikelnya langsung, :
1. Jarak epistimologis : Seorang ahli
tentukan membutuhkan metodologi ilmiah dalam menarik kesimpulan atas sebuah
kebenaran informasi. Dia membutuhkan waktu untuk mendekati realitas. Namun
hukum medsos adalah kecepatan dan viralkan. Awam membaginya secara cepat kepada
awam, tanpa pemeriksaan yang lebih. kecepatan viral bisa membuat kerancuan
informasi dan penerimaan hoaks menjadi sesuatu yang lazim. Urusan konfirmasi
itu belakangan, yang jelas ikut trend topik dulu.
2. Pentingnya etika : disinilah
masyarakat awam sesungguhnya berperan besar untuk menyehatkan ruang informasi
publik kita. Tak semua orang perlu menjadi ahli yang mampu mengomentari semua
hal, tapi kita semua perlu menjadi awam yang bijak. Tundalah memposting berita
atau informasi sejenak yang bersandar pada bias konfirmasi-konfirmasi apalagi
jika hanya menruskan sesuatu yang tidak dimengerti sama sekali. Nyatanya, hal
ini menjadi sesuatu yang sudah sangat
biasa kita temui. Di Amerika, realitas ini disebut dengan fenomena A
Cult of Ingnorance.
3. Peran Institusi Pendidikan :
Orientasi pengajaran membutuhkan iklim yang sehat, tidak hanya bertujuan
menjadikan peserta didik harus “pintar”.
Pendidikan harus mampu menjadi sarana
untuk menyadari kebutuhan kita akan epistimologi, tentang metodologi , tentang
proses . Hal inilah yang akan menyelamatkan institusi pendidikan dari mencetak
orang – orang yang hanya hanya nampak dan seolah-olah tahu padahal tidak tahu
apa-apa.
jadi, sudahkan anda berkomentar hari ini?
jadi, sudahkan anda berkomentar hari ini?
Sy tidak tau apa ini cara kebetulan saja atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau sy berbohon. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang takut hubungi nomer trsbut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan maupun melalui anka nomer togel. Setelah dengar arahan nya bukan jg larangan agama atau jlan sesat. Tergantung dri keyakinan dan kepercayaan sja. Syukur Alhamdulillah benar2 sudah terbukti sekarang.
BalasHapusAssalamu alaikum warohmatullahi wabarokatu..
BalasHapusIzinkan saya berbagi cerita disini siapa tahu bisa bermanfaat. Perkenalkan nama saya samuel kusuma dari surabaya saya hadir disini semata-mata hanya ingin berbagi cerita sukses saya melalui adanya uang gaib/bank gaib karena sekarang sudah banyak penipuan yang mengaku bisa membantu melalui pesugihan uang gaib tanpa tumbal tapi hasilnya nol. Saya sangat berterima kasih banyak kepada bpk H. Abdul cahyono yang sudah membantu saya melalui bantuan uang gaib sehingga hidup saya sangat jauh lebih baik dari sebelumnya, padahal awalnya saya cuma buka internet mencari lowongan kerja keluar negri kok ketemu situs beliau, saya baca semua isi situs tersebut dan saya langsung telepon beliau akhirnya saya bergabung, singkat cerita selama 3 hari saya menunggu saya dapat telepon dari beliau untuk cek dananya saya hampir pingsan melihat saldo rekening saya sebanyak 3 milyar lebih dan alhamdulillah sekarang saya sudah buka usaha di kampung, udah gak ada niat mau kerja ke luar negri.. Saya informasikan kpd anda yang ingin seperti saya butuh bantuan bpk H. Abdul cahyono silahkan kunjungi situs beliau di http://uanggaibasliinstan.blogspot.com atau langsung hubungi di nomer +6285213737273 / whatsapp 085213737273 saya cuma kasih solusi barang kali bisa mengikuti jejak saya. Terima kasih...
Nama saya Aditya Aulia saya mengalami trauma keuangan karena saya ditipu dan ditipu oleh banyak perusahaan pinjaman online dan saya pikir tidak ada yang baik bisa keluar dari transaksi online tapi semua keraguan saya segera dibawa untuk beristirahat saat teman saya mengenalkan saya. untuk Ibu pada awalnya saya pikir itu masih akan menjadi permainan bore yang sama saya harus memaksa diri untuk mengikuti semua proses karena mereka sampai pada kejutan terbesar saya setelah memenuhi semua persyaratan karena permintaan oleh proses saya bisa mendapatkan pinjaman sebesar 350jt di rekening Bank Central Asia (BCA) saya saat saya waspada di telepon saya, saya tidak pernah mempercayainya, agaknya saya bergegas ke Bank untuk memastikan bahwa memang benar ibu kontak sekarang mengalami terobosan pemanasan jantung dalam kehidupan finansial Anda melalui apakah itu BBM INVITE-nya: {D8980E0B} atau apakah kamu ingin mengkonfirmasi dari saya? Anda bisa menghubungi saya melalui surat saya: {aditya.aulia139@gmail.com} dan juga Anda bisa menghubungi perusahaan ISKANDAR LESTARI LOAN COMPANY (ISKANDAR LENDERS) via: {mail:iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}
BalasHapuse_mail:::[aditya.aulia139@gmail.com]
[iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com]
WhatsApp:::[+44] 7480 729811[Chats Only]
Telephone Number☎[+44] 7480 729811[Calls Only]
BBM INVITE:::[D8980E0B]