Dalam sebuah artikel
yang ditulis oleh ekonom Indonesia, Rhenald Kasali, saya membaca suatu kutipan
nasihat yang sangat membekas luar biasa, yakni “Those who do not travel read
only one chapter – Agustinus. Secara bebas dapat diterjemahkan dengan mereka
yang tidak melakukan perjalanan hanya membaca satu bab saja. Karena itu,
menjelajahi Indonesia adalah bagian dari keinginan saya yang selalu saya ingin
wujudkan, tak sekedar berwisata, namun saya ingin menjadi saksi sejarah tentang
keindahan alam Indonesia yang membentang dari pantai, laut, hutan dan gunung,
dari Sabang sampai Merauke.
Tahun 2009, adalah saat
pertama kali saya menginjakkan kaki di pulau terluar sekaligus teras terdepan NKRI, yakni Pulau Nunukan. Untuk
mencapai pulau kecil ini, saya harus menepuh perjalanan laut 3 hari 4 malam
dengan kapal penumpang TIDAR dari pelabuhan Sukarno Hatta di Makassar ke
pelabuhan Tunon Taka di Nunukan. Begitu, tiba saya menyaksikan bahwa kota
Nunukan, secara kasat mata tampak seperti kota kecil lainnya di Makassar, tidak
memiliki bangunan pencakar langit serta diisi dengan jalan jalan aspal yang
bersih dan taman badan jalan yang tertata apik.
Melalui kolega, saya menyatakan kekaguman saya pada kebersihan kota dan tamannya yang cantik. Memang saat itu, Nunukan baru beberapa tahun terbentuk menjadi Kabupaten, karenanya sedang berbenah. Hanya saja, persoalan listrik dan air bersih masih menjadi kendala utama di Nunukan, yakni listrik sangat sering padam dan sumber air mengandalkan curah hujan.
pelabuhan Tunon Taka, Nunukan |
Melalui kolega, saya menyatakan kekaguman saya pada kebersihan kota dan tamannya yang cantik. Memang saat itu, Nunukan baru beberapa tahun terbentuk menjadi Kabupaten, karenanya sedang berbenah. Hanya saja, persoalan listrik dan air bersih masih menjadi kendala utama di Nunukan, yakni listrik sangat sering padam dan sumber air mengandalkan curah hujan.
Nunukan dalam Peta |
Saat
tiba pertama kali, sekilas saya melihat pelabuhan di Nunukan masih sangat biasa
saja, saya juga tidak menemui ruang tunggu di pelabuhan yang nyaman layaknya di
beberapa kota besar yg pernah saya
singgahi. Hal ini membuat saya sedikit
kerepotan, karena arus turun dan naik penumpang kapal bersatu dengan hilir
mudik buruh kapal dan juga tumpukan barang. Hal ini sangat tidak nyaman dan
mengganggu penumpang perempuan dan anak-anak. Saat itu, saya betul-betul
berharap, negara bisa segera hadir menyelesaikan persoalan dan menjawab
kebutuhan warganya di perbatasan negeri ini.
------
ilutrasi |
------
20 Oktober 2014, adalah tanggal bersejarah
bagi perjalanan bangsa ini, karena saat itu Indonesia memiliki Presiden ke-7, Joko
Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Memenangkan pemilu dengan fenomena
partispasi warga, relawan, dan kekuatan pemilih muda, Jokowi-JK segera membawa
angin segar bagi warga di perbatasan dengan langsung meneriakkan Nawacita,
sebagai nafas sekaligus arah pemerintahan baru bagi Indonesia. Apalagi, pasangan Jokowi-JK selalu menyebutkan
dan memprioritaskan pemerataan pembangunan, khususnya memperhatikan secara
lebih khusus bagi daerah perbatasan sebagai benteng penjaga kedaulatan NKRI
sekaligus harga diri NKRI di mata negara tetangga. Hal ini, beliau tuangkan dalam Nawacita ke-3 yakni, Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Sejak saat itu, daerah
perbatasan tak lagi sepi. Hilir mudik kunjungan orang pusat (baca menteri,
dirjen, asisten, staf ahli, pejabat kementrian dll), mulai meramaikan daerah
perbatasan. Nunukan pun tak luput dari semua agenda kunjungan kerja para pemangku kepentingan Indonesia. Perbatasan sebagai beranda NKRI sekaligus wajah Indonesia bagi negara tetangga, oleh
Presiden Jokowi diperintahkan untuk harus berbenah, mempercantik diri. Jangan mau
kalah sama tetangga, kita harus menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara poros
maritim yang besar dan kuat, dan itu harus dimulai dari perbatasan. Apalagi, Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Brunei Darussalam, juga merupakan salah satu dari 26 kabupaten/kota yang ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dengan arah kebijakan meliputi
dua hal, yakni :
A. Mempercepat pembangunan kawasan
perbatasan 2015-2019 di berbagai bidang
B. Menempatkan kawasan perbatasansebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetanggasecara terntegrasi dan berwawasan lingkungan.
B. Menempatkan kawasan perbatasansebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetanggasecara terntegrasi dan berwawasan lingkungan.
Sesuai skala prioritas Jokowi-JK, maka sektor infrastruktur
di perbatasan menjadi titik prioritas yang segera dikerjakan oleh pemerintah. Dalam kurun waktu
3 bulan setelah dilantik, Presiden Jokowi langsung mengunjungi Kabupaten
Nunukan, sebagai salah satu kabupaten 3T (terpencil, terluar, terdepan). Kecamatan
Sebatik, desa Sungai Pancang menjadi tujuan
utama Jokowi. Di sana, Presiden melihat sekaligus memantau langsung patok-patok
batas wilayah negara sebagai tanda
wilayah kedaulatan NKRI. Beliau juga memberi arahan dan sekaligus melakukan
berbagai evaluasi untuk perbaikan infrastruktur di perbatasan. Tak lama
berselang, niat baik Presiden membangun di perbatasan ditunjukkan dengan
pembangunan dan peresmian Bandara Juwata Tarakan, sebagai bandar udara terbesar
di provinsi termuda di Indonesia, Kalimantan Utara. Presiden meyakini dan ia benar, bahwa program
infrastruktur di perbatasan haruslah diperkuat dan dipercepat, untuk mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan ini.
Selain itu, dimulai
dari dua tahun lalu, pembangunan pelabuhan bertaraf internasional mulai
dikerjakan di Nunukan dan Kota Tarakan. Pemerintah sangat memahami, untuk
mendorong peningkatan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di Indonesia,
konektivitas antar pulau dan negara tetangga di perbatasan harus segera dibenahi secara serius dan berkelanjutan, dari hulu ke hilir.
Dengan infrastruktur yang memadai, maka tercipta peluang peluang baru bagi masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas dengan mudah, mengangkut hasil bumi dan laut ke kota atau ke negeri seberang. Kebijakan percepatan pembangunan ini membawa dampak ekonomi yang luar biasa,
dimana pasar ekspor impor perdagangan internasional yakni Malaysia dan Filiphina mulai serius digarap
oleh pemerintah pusat dan daerah, sehinggal hal ini diharapkan berdampak pada
peningkatan daya ekonomi masyarakat dan penghasilan daerah secara mandiri.
Geliat pembangunan
perbatasan, harus diakui adalah bukti komitmen Jokowi untuk melakukan
pemerataan kesejahteran dan mengurangi dispritas antar wilayah di Indoensia.
Tak hanya di Nunukan, dalam data yang dimuat oleh Statistik Indonesia
tertuang data bahwa Jokowi-JK telah membenahi
Jalan Perbatasan Sepanjang 3.187 Km. Disebutkan bahwa, per Agustus 2016, Pemerintah telah melakukan
perbaikan jalan di perbatasan Indonesia sepanjang 3.187 kilometer (km).
Peningkatan kualitas jalan tersebut dilakukan di 24 titik mencakup wilayah
Kalimantan, Papua dan Nusa Tenggara Timur.Di Kalimantan jalan yang tersambung mencapai
1.454 km sedangkan yang belum tersambung mencapai 446 km. Di wilayah
Indonesia Bagian Timur, Papua merupakan satu-satunya daerah dengan jalan
perbatasan yang telah tersambung cukup panjang mencapai 844 km sedang di NTT
sepanjang 63 km. Di dua wilayah ini, jalan perbatasan yang belum tersambung
diperkirakan kurang lebih mencapai 300 km.Peningkatan kualitas ini menjadi
bagian program pemerintah 2015-2019 dalam upaya perbaikan pintu gerbang menuju
Indonesia (sumber : http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/10/19/jokowi-jk-benahi-jalan-perbatasan-sepanjang-3187-km sumber:databoks.co.id |
Selain
itu, Sejumlah
sarana dan prasarana telah dibangun di wilayah perbatasan di Pulau Sebatik dan
Nunukan, seperti Rumah Sakit Umum Daerah, asrama sekolah bagi anak TKI di
perbatasan, dll. Sebelum pembangunan dimulai, Jokowi sudah meminta sejumlah
menteri untuk menyerap aspirasi warga setempat guna memperlancar pembangunan. Beberapa
fasilitas yang akan dibangun di sana di antaranya adalah pasar, sekolah, dan
asrama. Bahkan pemerintah telah mengerjakan pembangunan jalan lingkar serta
merencanakan pengadaan program kapal penyeberangan ke Malaysia. Hal ini bertujuan untuk meningkakan konktivitas nasional dan juga dengan negara tetangga dari perbatasan Indonesia. Bagi Jokowi, adalah sebuah amanat UU untuk Indonesia melakukan pemerataan pembangunan melalui peningkatkan belanja infrastruktur salah satunya. Melihat paparan dalam Indonesia Dalam Angka diketahui bahwa Indonesia memiliki 101 Proyek untuk memperlancar konektivitas nasional dengan dukungan anggaran untuk infrastruktur sebesar 346,6 Triliun. Presiden meyakini, hal ini akan mengurangi kesenjangan antar daerah dan membangun peningkatan ekonomi masyarakat.(sumber :http://katadata.co.id/infografik/2016/10/22/101-proyek-jokowi-untuk-perlancar-konektivitas
infografik dari http://katadata.co.id/infografik/2016/10/22/101-proyek-jokowi-untuk-perlancar-konektivitas |
Selain
itu, pemerintah juga terus menggenjot pembangunan infrastruktur untuk
mempercantik Indonesia dari garis depan. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Basuki Hadimuljono, menargetkan jalan perbatasan di Kalimantan
sepanjang 1.900 kilometer (km) mulai dari Mensalong, Kalimantan Utara hingga
Temajuk, Kalimantan Barat sudah dapat ditembus pada akhir 2018, atau paling
lambat awal 2019. Tidak hanya jalan paralel, juga dibangun jalan akses menuju
tiga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Kalbar yakni Aruk, Entikong, dan Badau
yang sudah diresmikan penggunaannya oleh Jokowi. Pos-pos perbatsan juga di
percantik, yakni di Entikong , Kalimantan Barat dan NTT. Selama bertahun-tahun,
pos lintas batas negara terlihat tak terawat dan biasa saja, kini telah menjadi
sangat cantik. Hal ini menjadi bukti, bahwa Indonesia saat ini memang telah
berebenah dari pinggiran. ((sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3453208/era-jokowi-jalan-di-perbatasan-mulus-dan-diperlebar
).
Melihat berbagai usaha yang gencar dilakukan
pemerintah pada infrastruktur, maka keyakinan akan Indonesia tumbuh menjadi
negara yang kuat dan berkeadilan sosial, adalah mimpi yang harus dijaga. Begitu pula halnya
dengan kawasan perbatasan. Kita tak memerlukan lagi slogan-slogan dan janji
manis untuk hal ini, melainkan bentuk konkret kehadiran negara di tengah
masyarakat perbatasan.
Dalam sebuah pepatah bijak dikatakan bahwa "Criticism may not agreeable, but is necessary. It fulfills the same function as pain in the human body. It calls attention to unhealthy state of things " William Churchill. Maka kami di perbatasan, akan terus dan tak lelah untuk bekerja bersama pemerintah menepati janji Presiden bahwa kesejahteraan harus dihadirkan di semua kawasan, tak terkecuali di tengah masyarakat perbatasan. Selain itu, pemerintah harus betul-betul melakukan perencanaan pembangunan di perbatasan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat perbatasan dengan manampung aspirasi dari masyarakat secara langsung. Pemerintah juga harus menjaga keamanan dan kehormatan wilayah di perbatasan melalui pemenuhan hajat hidup masyarakat seperti listrik, air, dan BBM. Segala pekerjaan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, haruslah berfokus pada menjawab persoalan persoalan yang menyangkut hajat hidup masyarakat perbatasan. Selain itu, pembangunan fasilitas publik seperti pelabuhan juga harus memasukkan unsur-unsur kebutuhan khusus perempuan dan anak-anak, dalam realisasinya misalnya ruangan laktasi dan bebas rokok. Hal ini penting, mengingat Nunukan adalah daerah transit yang banyak menjadi persinggahan para TKI yang membawa keluarganya, termasuk perempuan dan anak-anak. Beberapa program memang telah berjalan,beberapa lagi masih dalam tahap perencanaan, namun kita tak boleh lengah dan lelah dalam bekerja, bergandengan tangan, bersinergi. Hal ini sejalan pula dengan poin pertama Nawacita yakni menghadirkan kembali negara di tengah warga negara.
Dalam sebuah pepatah bijak dikatakan bahwa "Criticism may not agreeable, but is necessary. It fulfills the same function as pain in the human body. It calls attention to unhealthy state of things " William Churchill. Maka kami di perbatasan, akan terus dan tak lelah untuk bekerja bersama pemerintah menepati janji Presiden bahwa kesejahteraan harus dihadirkan di semua kawasan, tak terkecuali di tengah masyarakat perbatasan. Selain itu, pemerintah harus betul-betul melakukan perencanaan pembangunan di perbatasan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat perbatasan dengan manampung aspirasi dari masyarakat secara langsung. Pemerintah juga harus menjaga keamanan dan kehormatan wilayah di perbatasan melalui pemenuhan hajat hidup masyarakat seperti listrik, air, dan BBM. Segala pekerjaan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, haruslah berfokus pada menjawab persoalan persoalan yang menyangkut hajat hidup masyarakat perbatasan. Selain itu, pembangunan fasilitas publik seperti pelabuhan juga harus memasukkan unsur-unsur kebutuhan khusus perempuan dan anak-anak, dalam realisasinya misalnya ruangan laktasi dan bebas rokok. Hal ini penting, mengingat Nunukan adalah daerah transit yang banyak menjadi persinggahan para TKI yang membawa keluarganya, termasuk perempuan dan anak-anak. Beberapa program memang telah berjalan,beberapa lagi masih dalam tahap perencanaan, namun kita tak boleh lengah dan lelah dalam bekerja, bergandengan tangan, bersinergi. Hal ini sejalan pula dengan poin pertama Nawacita yakni menghadirkan kembali negara di tengah warga negara.
BalasHapusAssalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan Mbah Suro yg telah membantu dia menjadi sukses. dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini. dan ini semua berkat bantuan Mbah Suro,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang. dan alhamdulillah kini sekarang saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada Mbah Suro atas bantuan nomer togel Nya.
Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi Mbah Suro di hendpone (+6282354640471) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...
Sy tidak tau apa ini cara kebetulan saja atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau sy berbohon. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang takut hubungi nomer trsbut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan maupun melalui anka nomer togel. Setelah dengar arahan nya bukan jg larangan agama atau jlan sesat. Tergantung dri keyakinan dan kepercayaan sja. Syukur Alhamdulillah benar2 sudah terbukti sekarang.
BalasHapus